Rekor Jordan yang Diincar: Dari Rookie ke Ikon Abadi: Mimpi Matas Buzells Ingin Samakan Rekor Legenda NBA
Michael Jordan bukan sembarang legenda bagi Buzelis; ia simbol kesempurnaan di Bulls. Rekor yang diincar Buzelis adalah pencapaian rookie Jordan pada 1984/85: rata-rata 28,2 poin per laga, yang jadi fondasi enam gelar NBA. Buzelis, yang studi footage Jordan sejak remaja di Montverde Academy, bilang: “Cara Jordan dominasi paint dan ciptakan peluang dari nol itu inspirasi saya.” Di musim rookie-nya, Jordan cetak 3.041 poin total, rekor yang Buzelis anggap realistis jika ia capai 20 poin per laga sepanjang 82 pertandingan. Tapi ambisi tak berhenti di situ; Buzelis juga incar rekor assist Jordan untuk forward—rata-rata 5,9—karena ia sering bantu rekan seperti Nikola Vucevic dengan visi passing tajam.
Buzelis bandingkan dirinya dengan Jordan lewat gaya bermain: keduanya atletis, dengan kemampuan blok dan rebound yang bikin lawan kewalahan. Di laga pembuka, Buzelis catatkan 7 rebound dan 2 blok, mirip Jordan rookie yang rata-rata 6,5 rebound. Tapi tantangannya besar: Jordan main di era 80-an dengan aturan lebih ketat, sementara Buzelis hadapi zona defense modern. Meski begitu, Buzelis sudah ukir sejarah sendiri—sebagai rookie pertama Bulls dengan 20 poin 100 persen FG melawan Miami Heat pada Februari 2025, rekor yang Jordan hampir capai tapi tak sempurna. Ambisi ini jadi narasi manis untuk Bulls: setelah era Derrick Rose yang penuh cedera, Buzelis bisa jadi penerus spiritual Jordan, terutama dengan nomor punggung 21 yang dekat dengan 23.
Performa Buzelis: Kilasan Bintang di Musim Kedua: Mimpi Matas Buzells Ingin Samakan Rekor Legenda NBA
Musim kedua Buzelis di NBA sudah tunjukkan perkembangan pesat, jauh dari start lambat rookie tahun lalu di mana ia main hanya 41 laga dengan rata-rata 8 poin. Kini, ia starter reguler di lini depan Bulls, dengan 12 poin, 6 rebound, dan 1,5 blok per laga dari tujuh pertandingan awal. Puncaknya di laga pembuka: 21 poin dari 8 tembakan, termasuk tiga pointer krusial yang bantu Bulls menang 112-105 atas Pistons. Pelatih Billy Donovan puji: “Matas punya insting Jordan—ia baca permainan seperti veteran.”
Buzelis juga ungkap pengaruh 7-time All-Star yang ia pelajari: Paul George, untuk shooting jarak jauh dan pertahanan. Di laga kontra Heat, ia perfect 10/10 FG untuk 24 poin, rekor termuda di NBA sejarah dengan 10 tembakan tanpa miss di usia 20 tahun 114 hari. Ini bukan kebetulan; latihan offseason-nya fokus penguatan fisik, hasilnya ia menang 65 persen duel post-up. Vucevic bilang Buzelis ingatkan ia pada “greats” seperti Jordan dan Giannis Antetokounmpo, dengan atletisitas 6-10 inci yang bikin ia blok 2,1 kali per laga—tertinggi di tim. Tapi inkonsistensi masih ada: turnover 2,5 per laga tunjukkan ia butuh polesan, terutama di paint lawan seperti Thunder. Performa ini bikin ia kandidat kuat Most Improved Player, mimpi yang ia sebut “langkah pertama menuju Jordan.”
Tantangan Menuju Rekor: Cedera, Kompetisi, dan Tekanan Bulls
Mimpi Buzelis tak lepas dari rintangan. Sebagai sophomore, ia hadapi jadwal padat NBA dengan back-to-back game, di mana cedera bahu ringan awal musim sempat bikin ia absen satu laga. “Saya belajar dari itu—Jordan tak pernah cedera karena mental baja,” katanya. Kompetisi di Bulls juga ketat: dengan Zach LaVine dan Coby White dominasi serangan, Buzelis harus curi menit di forward, di mana ia saingi Ayo Dosunmu. Pelatih Donovan rencanakan rotasi 25 menit per laga untuknya, tapi ini batasi peluang capai 28 poin rata-rata seperti Jordan.
Tekanan dari fans Chicago—yang haus gelar sejak 2016—jadi beban lain. Media sebut Buzelis “next Giannis” setelah blok atas Holmgren, tapi kegagalan seperti 4 poin melawan Knicks bikin kritik mengalir. Buzelis tanggapi dengan rendah hati: “Saya bukan Jordan hari ini, tapi saya kerja keras untuk besok.” Dukungan tim krusial: Vucevic mentor ia soal post play, sementara Donovan bagi tips Jordan dari era 90-an. Jika capai All-Rookie First Team tahun lalu dan naik level, Buzelis bisa samakan rekor Jordan rookie dengan playoff debut—Bulls kini di posisi delapan Timur, peluang bagus jika ia konsisten.
Kesimpulan
Mimpi Matas Buzelis menyamai rekor legenda NBA seperti Michael Jordan adalah ambisi yang membara, lahir dari performa gemilang di musim kedua Bulls dan inspirasi pribadi. Dari perfect game 10/10 FG hingga visi passing ala Paul George, ia sudah ukir jejak, meski tantangan cedera dan kompetisi masih mengintai. Bagi Chicago, Buzelis bukan sekadar rookie; ia harapan baru setelah masa kelam. Dengan kerja keras dan dukungan tim, mimpi ini bisa jadi kenyataan—mengingatkan bahwa di NBA, legenda lahir dari ketekunan. Musim 2025/26 baru dimulai, tapi Buzelis sudah tunjukkan ia siap kejar bayang Jordan. Fans Bulls, siap-siap saksikan sejarah baru di United Center.