
Surliyadin Masih Konsisten Meski Usia Tak Lagi Muda. Di tengah persaingan sengit Indonesian Basketball League (IBL) 2025, Surliyadin, guard veteran Satria Muda Pertamina, terus membuktikan bahwa usia bukan penghalang untuk tampil konsisten. Pada usia 34 tahun, pemain kelahiran Makassar ini tetap menjadi andalan timnya, memberikan kontribusi signifikan baik dalam poin, assist, maupun kepemimpinan di lapangan. Dengan pengalaman lebih dari satu dekade di IBL dan timnas Indonesia, Surliyadin menjadi inspirasi bagi pemain muda, menunjukkan dedikasi dan profesionalisme yang membuatnya tetap relevan. Musim ini, ia membantu Satria Muda mencapai semifinal, menegaskan statusnya sebagai salah satu ikon bola basket Indonesia yang tak lekang oleh waktu.
Perjalanan Karier Surliyadin
Surliyadin, lahir pada 15 Maret 1990, memulai karier profesionalnya bersama Satria Muda pada 2010, setelah menonjol di kompetisi amatir di Sulawesi Selatan. Sejak itu, ia menjadi bagian integral dari kesuksesan Satria Muda, membantu tim meraih gelar IBL pada 2012, 2014, dan 2018. Dengan tinggi 188 cm, Surliyadin dikenal sebagai shooting guard dengan tembakan tiga poin akurat dan kemampuan bertahan yang tangguh. Musim 2024 mencatatkan rata-rata 7,8 poin, 3,2 rebound, dan 2,5 assist per game, sementara di IBL 2025, ia meningkatkan performanya dengan 8,5 poin dan 2,8 assist per game, termasuk performa gemilang dengan 15 poin dalam kemenangan melawan Prawira Bandung di perempat final.
Peran Kunci di Satria Muda
Di bawah asuhan pelatih Youbel Sondakh, Surliyadin menjadi tulang punggung Satria Muda di musim 2025. Meski usianya lebih tua dibandingkan rekan-rekannya seperti Hardianus Lakudu dan Widyanta Putra Teja, ia tetap menjadi starter di sebagian besar laga, bermain rata-rata 28 menit per game. Kemampuannya menembak dari luar (36,5% akurasi tiga poin) dan bertahan melawan guard asing seperti Brandon Francis membuatnya sulit digantikan. Dalam laga krusial melawan Pelita Jaya di semifinal, Surliyadin mencatatkan 10 poin dan tiga steal, meski timnya kalah tipis 85-82. Pelatih Sondakh memuji etos kerjanya, menyebutnya “pemain yang tak pernah menyerah” dan “panutan bagi generasi muda.”
Kontribusi di IBL All-Star
Surliyadin kembali terpilih untuk IBL All-Star 2025, menandai penampilan keenamnya di ajang tersebut. Dengan 3.200 suara penggemar, ia bermain untuk Indonesian Stars, mencatatkan 7 poin dan 2 assist dalam kekalahan 102-97 melawan Foreign Stars. Penampilannya di Solo, markas West Bandits, menunjukkan kemampuan bertahan melawan guard asing seperti K.J. McDaniels. “All-Star adalah bonus, tapi fokus saya selalu pada tim,” ujar Surliyadin, menegaskan prioritasnya membawa Satria Muda kembali ke final setelah kegagalan musim lalu. Kehadirannya di lapangan juga memberikan dampak positif bagi pemain muda seperti Daniel Wenas, yang belajar darinya tentang disiplin dan kerja keras.
Pengalaman Internasional: Surliyadin Masih Konsisten Meski Usia Tak Lagi Muda
Surliyadin adalah veteran timnas Indonesia, dengan lebih dari 50 caps sejak debutnya pada 2011. Ia berperan dalam medali emas SEA Games 2013 dan perak pada 2021, serta tampil di FIBA Asia Cup 2014 dan 2022. Pengalamannya melawan tim-tim kuat seperti Filipina dan Australia memperkaya pemahamannya tentang permainan bertempo cepat, yang ia terapkan di IBL. Dengan kualifikasi FIBA Asia Cup 2026 mendatang, Surliyadin tetap menjadi kandidat kuat untuk memperkuat timnas, meski bersaing dengan guard muda seperti Muhammad Arighi dan Yudha Saputera.
Tantangan di Usia 34: Surliyadin Masih Konsisten Meski Usia Tak Lagi Muda
Meski masih konsisten, Surliyadin menghadapi tantangan fisik karena usianya. Ia harus menjaga kebugaran untuk bersaing dengan guard yang lebih muda dan cepat seperti Abraham Damar Grahita dari Prawira Bandung. Akurasi tembakan jarak menengahnya (41,2% musim ini) masih kuat, tetapi ia perlu meningkatkan efisiensi di situasi clutch untuk membantu Satria Muda di laga-laga besar. Selain itu, tekanan untuk tetap relevan di tengah regenerasi timnas dan persaingan ketat di IBL menuntutnya untuk terus beradaptasi. Tur pramusim Satria Muda di Thailand pada Agustus 2025 akan menjadi kesempatan baginya untuk mempertahankan ritme.
Penutup: Surliyadin Masih Konsisten Meski Usia Tak Lagi Muda
Surliyadin tetap menjadi sosok kunci bagi Satria Muda Pertamina di IBL 2025, membuktikan bahwa usia hanyalah angka dengan performa stabil dan kepemimpinannya. Dari gelar IBL hingga medali SEA Games, kariernya adalah cerminan dedikasi untuk bola basket Indonesia. Meski tantangan fisik dan persaingan semakin berat, ia terus menginspirasi dengan kerja keras dan profesionalisme. Akankah Surliyadin membawa Satria Muda kembali ke puncak, atau bahkan menutup kariernya dengan trofi lain? Musim 2025 menjadi panggung bagi veteran ini untuk memperkuat warisannya sebagai salah satu guard terbaik Indonesia.