Pemilik Minoritas Suns Menggugat Mat Ishbla. Dunia basket Amerika kembali diguncang drama kepemilikan, kali ini di Phoenix Suns dengan gugatan terbaru dari dua pemilik minoritas terhadap Mat Ishbia. Pada 9 Desember 2025, pengacara Scott Seldin dan Andy Kohlberg ajukan filing kurang redaksi di pengadilan Delaware, klaim bahwa capital call senilai 250 juta dolar yang dikeluarkan Ishbia pada Juni lalu bisa ancam status mayoritas miliknya. Jika hakim putuskan Ishbia gagal bayar tepat waktu, keduanya berhak ambil alih sahamnya dengan harga diskon, potensial naikkan kepemilikan mereka jadi sekitar 60 persen. Ini lanjutan pertarungan hukum yang dimulai Agustus 2025, di mana Seldin dan Kohlberg—satu-satunya minoritas yang tolak buyout saat Ishbia beli tim pada 2023 seharga 4 miliar dolar—tuduh pemilik utama salah urus dan curang. Suns, yang kini rekor 12-11 di Barat, terjebak di tengah, sementara Ishbia balas tuding ini sebagai upaya pemerasan. Kasus ini soroti ketegangan internal, di mana investasi besar Ishbia untuk arena baru dan kontrak pemain kontras tuntutan transparansi dari mitra lamanya. TIPS MASAK
Tuduhan Dilusi Saham dan Capital Call yang Kontroversial: Pemilik Minoritas Suns Menggugat Mat Ishbla
Inti gugatan baru ini adalah capital call Juni 2025 yang disebut Seldin dan Kohlberg sebagai “ancaman dilusi punitif.” Ishbia keluarkan panggilan itu sehari setelah negosiasi buyout gagal, tuntut investor bayar 250 juta dolar dalam 10 hari untuk dana operasional. Harga unit baru ditetapkan 10 juta dolar per unit—jauh di bawah valuasi 198 juta dolar per unit saat Ishbia beli saham minoritas tiga bulan sebelumnya. Pengacara Michael Carlinsky sebut ini strategi Ishbia untuk tekan mereka, karena kegagalan bayar tepat waktu berarti saham minoritas bisa encer drastis. Jika hakim setuju Ishbia sendiri tak lunasi andilnya, Seldin dan Kohlberg bisa beli saham itu dengan harga murah, balikkan struktur kepemilikan. Ini bukan isu kecil; tim yang dulu untung kini rugi besar, katanya, akibat keputusan Ishbia yang prioritaskan bisnis pribadinya. Pengamat bilang, filing ini bisa paksa pengadilan tinjau ulang operating agreement, bikin posisi Ishbia goyah di tengah musim kompetitif.
Tuduhan Mismanagement dan Transaksi yang Bermasalah: Pemilik Minoritas Suns Menggugat Mat Ishbla
Seldin dan Kohlberg tuduh Ishbia pakai Suns sebagai “piggy bank pribadi,” dengan daftar panjang transaksi konflik yang untungkan United Wholesale Mortgage miliknya. Contoh utama: penjualan hak penamaan arena baru ke perusahaannya tanpa detail transparan, yang katanya rugikan tim jutaan dolar revenue media. Mereka juga soroti pinjaman berbunga tinggi dari Ishbia ke Suns, sewa fasilitas latihan Mercury dari dirinya sendiri dengan tarif tak jelas, dan entitas “Player 15 Group” yang pegang aset tim tapi tak dibagikan. Gugatan Agustus awal minta akses catatan keuangan, tapi Ishbia tolak, picu countersuit Oktober di mana ia tuduh duo itu tuntut buyout 825 juta dolar—valuasi tim 6 miliar, naik 60 persen dari 2023. Carlinsky bilang bukti akan tunjuk Ishbia sengaja sembunyikan info untuk lindungi kepentingan pribadi. Ini enam gugatan sejak November 2024, soroti era pasca-Robert Sarver yang seharusnya bawa stabilitas, tapi malah jadi medan perang internal.
Respons Ishbia dan Dampak Hukum yang Lebih Luas
Ishbia balas keras lewat juru bicara Stacey Mitch, sebut gugatan ini “pemerasan tak berperasaan” dari minoritas yang enggan investasi. “Mereka ingin tarik tim mundur, akui investasi tak masuk akal bisnis,” katanya, tegas Ishbia transparan sejak awal dan investasi besar untuk fans serta komunitas. Countersuit Oktober klaim Seldin dan Kohlberg—investor lebih 20 tahun—coba paksa buyout mahal, abaikan komitmen mereka sebagai limited partner. Pengamat hukum bilang kasus ini bisa panjang di Delaware Chancery Court, spesialis sengketa bisnis, dengan kemungkinan mediasi atau discovery dokumen rahasia. Jika dilusi terbukti, Ishbia bisa kehilangan kendali, picu penjualan saham atau restrukturisasi. Bagi Suns, ini ganggu fokus musim—mereka kalah empat dari enam laga terakhir—sambil Kevin Durant dan Devin Booker tuntut stabilitas. Dampaknya luas: NBA awasi ketat, ingat investigasi Sarver 2022, dan ini bisa pengaruh valuasi tim saat ekspansi liga.
Kesimpulan
Gugatan minoritas Suns terhadap Mat Ishbia pada 9 Desember 2025 jadi klimaks pertarungan kepemilikan yang penuh tuduhan dilusi, mismanagement, dan konflik kepentingan. Seldin dan Kohlberg tekan posisi mayoritas Ishbia lewat capital call Juni, sementara ia balas tuding upaya pemerasan. Kasus ini tak hanya soal uang—250 juta dolar capital call vs tuntutan buyout 825 juta—tapi transparansi dan visi tim yang dulu untung kini rugi. Bagi Suns, ini pengalih perhatian dari lapangan, tapi pengadilan Delaware bisa tentukan masa depan franchise senilai miliaran. Ishbia punya rekam jejak investasi besar, tapi tuduhan “piggy bank pribadi” butuh jawaban kuat. Di NBA yang kompetitif, resolusi cepat krusial; kalau tak, Suns bisa jadi korban drama internal lagi. Penggemar harap ini akhir, bukan awal kekacauan baru.