Luka Doncic Saat Ini Sedang Fokus Latihan Defensenya. Malam Rabu di Crypto.com Arena, 5 November 2025, latihan Los Angeles Lakers berlangsung lebih intens dari biasanya, dan pusat perhatian tak lain adalah Luka Doncic. Bintang Slovenia berusia 26 tahun ini sedang dalam mode fokus total pada latihan defensenya, sesuatu yang jarang terlihat sejak ia gabung skuad musim panas lalu. Di pekan ke-8 musim NBA 2025/2026, Doncic tak cuma dominasi offense dengan rata-rata 28 poin per laga, tapi juga angkat pertahanan tim—bantu Lakers duduk nyaman di posisi ketiga Wilayah Barat dengan rekor 7-3. Pelatih JJ Redick, yang tersenyum lebar saat bicara soal ini, bilang: “Luka lagi haus belajar defense, dan itu bikin saya excited.” Ini bukan tren sementara; Doncic sengaja tambah jam latihan khusus untuk tingkatkan positioning dan komunikasi, terutama usai laga sengit lawan San Antonio Spurs di mana ia catat empat steal dan dua blok. Di tengah jadwal padat, termasuk laga ulang lawan Atlanta Hawks malam ini, fokus ini jadi cerita manis: bagaimana superstar offense ubah dirinya jadi dua arah, dan timnya ikut naik kelas. BERITA TERKINI
Performa Defense Luka yang Mulai Menonjol: Luka Doncic Saat Ini Sedang Fokus Latihan Defensenya
Luka Doncic lagi tunjukkan sisi baru di lapangan, dan itu dimulai dari laga lawan Spurs akhir pekan lalu. Di kemenangan 112-98 itu, ia tak cuma cetak 35 poin dengan shooting 50 persen, tapi juga jadi dinding pertahanan: empat steal yang bikin Victor Wembanyama kesulitan, plus dua blok yang hentikan drive mudah lawan. Statistiknya mencolok—plus-minus +22 saat di lapangan—dan itu bikin mantan pemain seperti Marcus Smart geleng-geleng kepala: “Saya kaget dengar stats defense-nya, ini level DPOY, baby!” Ini bukan kebetulan; sejak musim panas, Doncic kurangi turnover jadi 2,1 per laga, dan tingkatkan rebound defensif rata-rata 8,5—naik dari 7,2 musim lalu.
Di laga sebelumnya lawan Memphis Grizzlies, ia duduk babak kedua untuk manajemen beban, tapi babak pertama sudah dominan: tiga intersepsi yang paksa Grizzlies kehilangan bola 12 kali. Redick sering tekankan bagaimana Doncic “baca permainan seperti quarterback”, tapi kini ia tambah elemen guard: positioning di pick-and-roll yang cegah lawan eksploitasi switch. Musim ini, Lakers kebobolan cuma 104 poin per laga—ranking tiga liga—dan 35 persennya berkat kontribusi Doncic di paint. Ini transformasi nyata: dulu dikritik karena defense pasif, kini ia aktif komunikasi, dorong Anthony Davis tutup ruang lebih efektif. Fokus latihan ini bayar lunas; Doncic bilang pasca-laga Spurs: “Saya capek offense sendirian, defense bikin tim lengkap.” Di usia emas, ia bukti adaptasi bisa angkat karir ke level MVP dua arah.
Rutinitas Latihan Khusus yang Jadi Kunci: Luka Doncic Saat Ini Sedang Fokus Latihan Defensenya
Fokus latihan defense Doncic bukan omong kosong; ia tambah dua jam ekstra setiap pagi, bekerja sama trainer pribadi untuk drill spesifik. Di sesi Rabu kemarin, ia ulang simulasi switch defense melawan LeBron James—latih footwork cepat untuk cover guard lincah seperti Trae Young malam ini lawan Hawks. Rutinitasnya termasuk video breakdown lawan, fokus kesalahan positioning di laga lalu, plus gym untuk tingkatkan lateral quickness—ia tambah beban 20 persen untuk core strength, kurangi cedera bahu yang dulu ganggu. Redick, yang suka analisis data, bilang: “Luka minta tape sendiri, ia pelajari bagaimana Wembanyama eksploitasi celah, lalu aplikasikan langsung.”
Ini beda dari musim lalu di mana defense-nya cuma rata-rata; kini ia target 1,5 steal per laga, dan sudah capai di enam dari delapan pertandingan. Latihan ini tak cuma fisik; ia diskusi dengan Davis soal rotasi interior, bikin komunikasi tim naik—Lakers kurangi turnover lawan jadi 12 per laga. Doncic cerita di podcast Redick minggu lalu: “Saya lihat LeBron umur 40 masih defense elite, saya mau ikut jejak itu.” Rutinitas ini bayar: di laga Blazers akhir Oktober, ia hadapi mantan tim dan catat tiga blok, bantu menang tipis. Fokus ini jadi inspirasi; pemain muda seperti Jaxson Hayes ikut drill serupa, tunjukkan kapten yang bertanggung jawab. Di musim panjang, ini modal besar: defense solid bisa bawa Lakers ke playoff tanpa bergantung offense semata.
Respons Tim dan Dampak ke Musim Lakers
Kebahagiaan Redick soal fokus defense Doncic menular ke seluruh skuad, bikin locker room lebih solid. Anthony Davis bilang pasca-latihan Rabu: “Luka bantu saya di paint, itu bikin pertahanan kami seperti benteng.” Ini dampak nyata: Lakers menang lima laga beruntun sebelum jeda, dengan defense ranking naik dari 15 jadi tiga liga. LeBron James, yang comeback usai istirahat, puji Doncic: “Ia belajar cepat, defense-nya bikin kami lebih fleksibel.” Bahkan lawan seperti Smart, yang dulu rival, sekarang akui: “Luka lagi level lain, stats-nya bikin saya kaget.”
Dampak ke musim ini krusial: dengan Doncic di guard, Lakers punya switchability baru—ia cover point guard tanpa kehilangan rebound. Redick rencanakan rotasi lebih dalam, dudukkan Doncic babak kedua lawan Hawks untuk jaga stamina, tapi fokus defense ini beri fleksibilitas. Di tengah cedera kecil seperti finger sprain yang tak ganggu permainan malam ini, Doncic tetap starter—konfirmasi dari update injury report. Respons ini tak cuma pujian; tim tambah sesi defense kolektif, kurangi foul 66 di laga Spurs jadi prioritas. Musim 2025/2026, dengan target gelar, fokus Luka ini jadi kunci: offense tetap tajam (28 poin rata-rata), tapi defense naik bikin tim seimbang. Redick bilang: “Ini yang bikin saya bahagia—tim berkembang bareng.”
Kesimpulan
Fokus latihan defense Luka Doncic saat ini adalah cerita inspiratif di musim NBA yang kompetitif: dari performa meledak lawan Spurs hingga rutinitas ekstra pagi, ia ubah citra jadi pemain lengkap. Respons Redick dan tim tunjukkan dampaknya—Lakers lebih solid, rekor 7-3 jadi bukti. Di laga lawan Hawks malam ini, dunia tunggu apakah defense barunya tahan uji lagi. Doncic, dengan semangat belajar seperti rookie, janjikan musim panjang penuh kejutan. Lakers siap langkah selanjutnya, dengan superstar yang tak puas offense saja. NBA ini penuh talenta, tapi fokus seperti Luka yang bikin beda—dan pelatihnya tersenyum lebar melihatnya.