 
        Draymond Green Bilang Rockets Bukan Kandidat Juara NBA. Draymond Green, forward tangguh Golden State Warriors yang empat kali juara NBA, baru saja buka suara kontroversial soal Houston Rockets. Pada akhir Oktober 2025, dalam podcast pribadinya, Green tegas bilang Rockets bukan kandidat serius untuk gelar juara musim 2025-26, meski tim itu baru saja rekrut Kevin Durant dari Phoenix Suns musim panas lalu. Pernyataan ini datang pasca kekalahan Warriors 110-115 dari Rockets di Oracle Arena pekan lalu, di mana Durant cetak 32 poin tapi Green tampil solid dengan 12 rebound dan 5 steal. Rockets lagi on fire dengan rekor 6-2, duduk di posisi tiga Barat, tapi Green yakin itu cuma gelembung sementara. Di usia 35 tahun, Green—yang dikenal blak-blakan—sebut hanya lima tim Barat yang punya nyali juara: Warriors, Lakers, Clippers, Thunder, dan Nuggets. Kata-katanya ini picu debat panas, apalagi Rockets punya skuad muda berbakat plus Durant sebagai pemimpin. Ini bukan cuma opini; Green ungkap alasan mendalam soal pengalaman dan kedalaman tim. REVIEW KOMIK
Pernyataan Blak-blakan Green dan Konteks Podcast: Draymond Green Bilang Rockets Bukan Kandidat Juara NBA
Green tak pelit kata saat bahas Rockets di podcastnya. “Mereka bagus, punya Durant yang hebat, tapi bukan contender juara. Belum ada kedalaman yang cukup untuk playoff panjang,” katanya sambil soroti kekalahan tipis lawan Warriors. Ia bilang Rockets bergantung terlalu banyak pada Durant dan Jalen Green—dua pemain yang masih haus trofi besar—tapi lini tengah dan bench kurang matang. Ini selaras dengan pandangannya soal Barat: hanya tim dengan pengalaman seperti Warriors (yang ia bela sejak 2012) atau Nuggets (juara 2023) yang siap. Green bahkan bilang tak ada tim Timur yang bisa saingi—Knicks, Celtics, dan Bucks tak punya “itu” faktor mental juara.
Konteksnya pas: Warriors lagi bangkit dari start 4-3, dengan Green kembali starter setelah suspensi awal musim. Podcast itu tayang dua hari setelah laga kontra Rockets, di mana Green blok tembakan krusial Durant di kuarter akhir. Ia tak dendam; malah puji kemajuan Rockets di bawah pelatih Ime Udoka. Tapi Green, dengan 1.000 playoff minutes dan empat cincin, nilai tim muda seperti Houston butuh lebih dari talenta—mereka butuh “jantung perang”. Pernyataan ini langsung viral, ditonton jutaan kali, dan bikin fans Rockets geram. Green bilang, “Saya bicara dari pengalaman; lihat kami lawan Celtics 2022, mereka punya kedalaman yang bikin beda.”
Performa Rockets yang Mengesankan Tapi Rapuh: Draymond Green Bilang Rockets Bukan Kandidat Juara NBA
Rockets memang lagi panas musim ini, tapi Green punya poin soal kerapuhan mereka. Dengan Durant gabung, tim ini cetak rata-rata 118 poin per laga—tertinggi Barat—berkat pick-and-roll mematikan antara Durant dan Alperen Sengun. Jalen Green tambah 25 poin rata-rata, sementara Fred VanVleet atur tempo dengan 9 assist. Kemenangan atas Warriors, Clippers, dan Nuggets tunjukkan potensi: pertahanan solid dengan 108 poin kebobolan, plus rebound kuat dari Jabari Smith Jr. Udoka, eks asisten Spurs, bangun kultur kerja keras yang bikin Rockets naik dari posisi 11 musim lalu.
Tapi Green soroti kelemahan: bench cuma cetak 28 poin rata-rata, terburuk di liga, dan turnover 14 per laga bikin mereka rentan lawan tim pressing seperti Warriors. Di laga kontra Golden State, Rockets unggul 10 poin di babak kedua tapi ambruk karena foul trouble Sengun dan shooting dingin Jalen Green (3 dari 12). Durant, 37 tahun, lagi tajam tapi tak bisa main 40 menit setiap malam—ia absen dua laga pramusim karena manajemen beban. Green bilang, “Durant luar biasa, tapi tim butuh lebih dari satu bintang. Lihat kami: Curry, Klay, saya—kami bagi beban.” Rockets kalah dua laga tandang awal musim, lawan tim playoff seperti Mavericks dan Suns, bukti kedalaman belum siap.
Respons Pemain dan Analisis Ahli
Pernyataan Green langsung picu reaksi. Jalen Green, di konferensi pers pasca-laga, bilang santai: “Draymond juara, tapi kami buktiin di lapangan.” Durant lebih tajam: “Kata-kata murah; playoff nanti bicara.” Fans Rockets banjiri media sosial dengan meme Green diusir lagi, tapi analis setuju sebagian. ESPN bilang Rockets punya talenta, tapi kurang pengalaman—hanya VanVleet dan Udoka yang pernah final. Ahli seperti Bill Simmons sebut Green benar: Barat terlalu brutal untuk tim muda, ingat Grizzlies 2022 yang ambruk di semifinal.
Di sisi lain, Rockets punya alasan optimis: draft pick seperti Reed Sheppard tambah shooting, dan kontrak Durant hingga 2028 beri stabilitas. Udoka bilang, “Kami dengar kritik, tapi fokus kami internal.” Green sendiri tak mundur: di podcast selanjutnya, ia bilang, “Saya harap mereka buktiin saya salah—itu bikin liga lebih seru.” Analisis menunjukkan Rockets punya peluang 12 persen juara menurut model komputer, tapi Green nilai itu overrated. Debat ini tambah panas Barat, di mana setiap tim haus dominasi.
Kesimpulan
Pernyataan Draymond Green soal Rockets bukan kandidat juara NBA jadi bensin baru di musim 2025-26 yang lagi memanas. Dari alasan kedalaman kurang hingga performa impresif tapi rapuh Houston, Green bicara dari pengalaman empat cincinnya—dan itu resonan. Respons dari Durant dan Jalen Green tunjukkan nyali tim muda, sementara analis lihat ini ujian playoff nanti. Rockets punya Durant sebagai senjata utama, tapi Green benar: juara butuh lebih dari talenta—mental dan bench kuat. Di Barat yang brutal, kata-kata Green bisa motivasi atau beban; yang pasti, laga ulang Warriors-Rockets Maret depan bakal epik. Bagi Green, ini cuma opini; bagi Rockets, kesempatan bukti sebaliknya. Musim panjang, dan Barat siap ledakan.
 
         
        