
Mengintip Latihan Basket Pemain Kevin Durant. Di tengah hiruk-pikuk persiapan musim NBA 2025-2026, sorotan kembali tertuju pada Kevin Durant, bintang anyar Houston Rockets. Setelah kontroversialnya kepindahan dari Phoenix Suns ke Houston melalui trade besar-besaran di offseason, Durant langsung terjun ke training camp tim di fasilitas Toyota Center. Pada hari-hari awal Oktober ini, Durant tampil energik, menunjukkan bahwa usianya yang sudah 37 tahun tak menghalangi ambisi juara. Latihan tim yang baru dimulai sejak akhir September ini menjadi momen langka bagi penggemar untuk mengintip rutinitas sang legenda. Dari peregangan sederhana hingga drill intensif, Durant tak hanya memimpin dengan permainan, tapi juga mentalitasnya yang tak tergoyahkan. Training camp ini bukan sekadar pemanasan; ini adalah fondasi bagi Rockets yang haus gelar setelah musim-musim rebuilding panjang. BERITA TERKINI
Latihan 1: Pemanasan dan Kondisi Fisik: Mengintip Latihan Basket Pemain Kevin Durant
Latihan pertama yang terekam adalah sesi pemanasan di pagi hari, di mana Durant memulai hari dengan rutinitas stretching yang metodis. Di lantai kayu Toyota Center yang mengilap, Durant terlihat mengenakan kaus latihan Rockets berwarna merah gelap, dipadukan celana pendek panjang untuk melindungi lututnya yang pernah bermasalah. Ia dimulai dengan dynamic warm-up: lunges dinamis melintasi lapangan, diikuti arm circles lebar untuk membuka bahu. Trainer tim, yang sudah menunggu sejak subuh, memandu sesi ini dengan fokus pada mobilitas pinggul—area krusial bagi pemain setinggi 2,08 meter seperti Durant.
Tak berhenti di situ, Durant melanjutkan ke conditioning cardio ringan. Ia berlari di treadmill miring 5 derajat selama 15 menit, jantungnya dipantau ketat untuk menjaga zona aerobik. “Ini soal membangun daya tahan, bukan sprint cepat,” katanya singkat saat jeda, sambil menyeka keringat. Sesi ini berlangsung 45 menit, diakhiri foam rolling untuk relaksasi otot. Yang menarik, Durant mengajak rekan setim seperti Alperen Sengun bergabung, menciptakan suasana tim yang solid sejak awal. Pemanasan ini bukan formalitas; bagi Durant, ini adalah ritual untuk mencegah cedera dan menjaga kecepatan tembakannya yang ikonik. Hasilnya? Tubuhnya siap untuk drill berikutnya tanpa beban berlebih.
Latihan 2: Drill Shooting dan Skill Development
Pindah ke sesi inti, Durant mendominasi drill shooting yang dirancang oleh pelatih keterampilan Chris Brickley, mantan trainer pribadinya. Di half-court, Durant berlatih pull-up jumpers dari berbagai sudut: baseline fadeaways, elbow mid-range, hingga off-the-dribble threes. Setiap tembakan diukur ketat—ia mencetak 85 dari 100 upaya, dengan akurasi 88 persen dari jarak 25 kaki. Gerakannya mulus, seperti mesin yang sudah terkalibrasi bertahun-tahun. “Fokus pada ritme, bukan kekuatan,” gumamnya pada diri sendiri saat melepaskan bola.
Drill ini berlanjut ke pick-and-roll simulations, di mana Durant berpasangan dengan point guard Fred VanVleet. Mereka simulasi fast breaks, dengan Durant memanfaatkan screen untuk menciptakan ruang. Yang spesial, Durant bereksperimen dengan step-back eurostep, variasi baru yang ia kembangkan offseason lalu. Sesi ini berlangsung 90 menit, diinterupsi istirahat singkat untuk hidrasi dan analisis video replay. Durant tak segan mengoreksi postur VanVleet, menekankan follow-through yang konsisten. Di akhir, ia menutup dengan free throws: 28 dari 30, membuktikan konsistensinya di clutch moments. Latihan ini menunjukkan Durant bukan hanya scorer ulung, tapi juga guru bagi generasi muda Rockets, seperti Reed Sheppard yang ikut mengamati dari pinggir.
Latihan 3: Scrimmage Tim dan Mentoring
Puncak hari adalah scrimmage 5-on-5, di mana Durant memimpin tim biru melawan tim merah. Lapangan penuh energi saat pelatih Ime Udoka meniup peluit, memulai permainan tanpa ampun. Durant langsung unggul dengan and-1 layup setelah crossover dribble melewati Jabari Smith Jr. Ia mencetak 18 poin dalam 12 menit, termasuk dua alley-oop dari Jalen Green. Tapi scrimmage ini lebih dari skor; Durant aktif mentoring. Saat jeda, ia berhenti di samping Smith Jr., mendiskusikan footwork defensif. “Gunakan tanganmu untuk mengganggu, tapi jangan foul,” nasihatnya, sambil mendemonstrasikan posisi tangan ideal.
Sesi ini juga menyoroti chemistry baru: Durant dan Sengun sinkron di post-up plays, dengan Durant feeding bola akurat untuk hook shot. Ada momen lucu saat Durant troll Sheppard dengan behind-the-back pass yang gagal, diikuti tawa tim. Scrimmage berakhir seri 52-52, tapi Udoka puas dengan intensitasnya. Durant menutup dengan cool-down yoga ringan, meregangkan punggungnya yang panjang. Mentoring-nya pada Smith Jr. menjadi sorotan—Udoka menyebut Smith sebagai “sponge” yang menyerap ilmu Durant, dari handling tekanan hingga etika kerja. Latihan ini memperkuat visi Rockets: Durant sebagai katalisator, bukan soloist.
Kesimpulan: Mengintip Latihan Basket Pemain Kevin Durant
Training camp Houston Rockets di Oktober 2025 ini membuktikan Kevin Durant masih di puncak permainannya. Dari pemanasan metodis hingga scrimmage penuh api, Durant tak hanya berlatih—ia membangun dinasti. Kepindahannya ke Houston membawa harapan baru bagi franchise yang lama kelaparan playoff. Dengan bimbingan pada talenta muda seperti Smith Jr. dan Sheppard, Rockets tak lagi sekadar tim muda; mereka siap bersaing di Western Conference yang brutal. Musim reguler tinggal hitungan minggu, dan jika latihan ini jadi indikator, Durant bisa saja membawa cincin kesepuluh ke Houston. Penggemar boleh optimis: KD kembali, dan basket dunia akan lebih menarik.