
Pemain Spurs Carter Bryant Fokus Perbaiki Free Throw. Carter Bryant, rookie San Antonio Spurs yang terpilih sebagai pick ke-14 pada NBA Draft 2025, menjadi sorotan di NBA Summer League 2025 di Las Vegas berkat potensinya sebagai small forward dengan kemampuan 3-and-D. Namun, di balik kilasan bakatnya, Bryant menghadapi tantangan signifikan dalam akurasi tembakan bebas (free throw), yang menjadi kelemahan utama selama dua laga Summer League. Dengan hanya mencatatkan akurasi free throw di bawah 60%, Bryant kini fokus memperbaiki aspek ini untuk memastikan kontribusi maksimal bagi Spurs di musim reguler NBA 2025/2026. Di bawah bimbingan staf pelatih Spurs, termasuk Mike Noyes, dan didukung oleh rekan setim seperti Victor Wembanyama dan Dylan Harper, Bryant bertekad mengatasi kelemahannya untuk menjadi pemain serba bisa. Artikel ini akan mengulas performa Bryant, upaya perbaikan free throw, dan dampaknya bagi Spurs serta penggemar basket di Indonesia.
Performa di Summer League
Carter Bryant, yang sebelumnya bersinar di University of Arizona dengan rata-rata 17,8 poin dan 6,2 rebound per laga, tampil dalam dua pertandingan NBA Summer League 2025 sebelum diistirahatkan Spurs. Dalam laga melawan Dallas Mavericks, yang diperkuat Cooper Flagg, Bryant mencetak 12 poin dengan akurasi tembakan 5 dari 12, termasuk dua tripoin, namun hanya memasukkan 2 dari 4 tembakan bebas. Di laga berikutnya melawan Portland Trail Blazers, ia mencatatkan 10 poin, 5 rebound, dan 1 steal, tetapi akurasi free throw-nya kembali mengecewakan dengan 1 dari 3. Meski menunjukkan kemampuan defensif dan tembakan jarak jauh yang solid, akurasi free throw di bawah 60% menjadi sorotan. Media lokal San Antonio mencatat bahwa Bryant tetap percaya diri, menyatakan bahwa ia telah melatih tembakan sejak usia dini dan yakin kelemahannya ini hanya sementara.
Fokus Perbaikan Free Throw
Free throw adalah aspek krusial dalam basket, sering menjadi penentu di momen kritis. Menurut laporan, Bryant kini menjalani sesi latihan intensif bersama asisten pelatih Mike Noyes, yang menegaskan bahwa ia “tidak khawatir” dengan masalah ini. Latihan difokuskan pada konsistensi gerakan, ritme pernapasan, dan posisi kaki untuk meningkatkan akurasi. Bryant juga belajar dari rekan setim seperti Harrison Barnes, yang memiliki akurasi free throw 80,8% pada musim 2024/2025, serta Devin Vassell, yang dikenal dengan tembakan bebas stabil. Selain latihan teknis, Spurs menerapkan pendekatan mental, dengan sesi visualisasi untuk membantu Bryant mengatasi tekanan saat menembak di depan publik. Pelatih kepala Mitch Johnson menekankan bahwa perbaikan ini penting, mengingat Spurs mengandalkan Bryant sebagai small forward yang bisa mencetak poin di situasi clutch, terutama dengan absennya Victor Wembanyama akibat cedera hingga awal musim.
Tantangan dan Dukungan Tim
Tantangan terbesar Bryant adalah meningkatkan akurasi free throw tanpa mengorbankan aspek lain dari permainannya, seperti kemampuan bertahan dan tembakan tiga poin. Spurs, yang memiliki tradisi membangun pemain muda di bawah Gregg Popovich, kini mengandalkan inti muda seperti Dylan Harper, Stephon Castle, dan Bryant untuk mengakhiri paceklik playoff selama enam tahun. Duet Harper dan De’Aaron Fox di backcourt memberikan ruang bagi Bryant untuk fokus pada peran sebagai 3-and-D forward, tetapi kelemahan free throw bisa membatasi menit bermainnya. Namun, dukungan dari tim sangat kuat. Wembanyama, meski absen, sering memberikan masukan kepada Bryant tentang pentingnya ketenangan di garis free throw, mengacu pada pengalamannya sendiri meningkatkan akurasi dari 79,8% di musim rookie menjadi 82,3% di musim kedua.
Dampak bagi Spurs dan Indonesia
Perbaikan free throw Bryant akan krusial bagi Spurs, terutama dalam membangun serangan yang seimbang di musim 2025/2026. Dengan Fox mencatatkan 6,8 assist per laga dan Harper sebagai shooter catch-and-shoot andal, Bryant diharapkan menjadi opsi ketiga yang konsisten di lini serang. Keberhasilannya juga berdampak di Indonesia, di mana basket semakin populer berkat DBL dan pemain seperti Marques Bolden. Perjuangan Bryant mengatasi kelemahan free throw menjadi inspirasi bagi pemain muda Indonesia untuk fokus pada detail teknis. Siaran Summer League di platform streaming lokal turut mempopulerkan nama Bryant, dengan penggemar basket Indonesia menyebutnya-opini yang dinyatakan oleh pelatih Gerald Vanenburg, yang kini menangani Timnas Indonesia U-23, menjadi sorotan. Artikel ini akan mengulas strategi Vanenburg, kunci keberhasilan Timnas U-23, dan harapan untuk masa depan sepak bola Indonesia.
Kunci Keberhasilan Timnas U-23: Pemain Spurs Carter Bryant Fokus Perbaiki Free Throw
Pelatih Gerald Vanenburg, yang sebelumnya sukses membawa Ajax Amsterdam meraih gelar Liga Champions 1995, dikenal karena pendekatan taktis yang inovatif. Strategi utamanya adalah membangun tim dengan disiplin tinggi di lini belakang, memanfaatkan kecepatan pemain seperti Pratama Arhan, dan mengoptimalkan duet lini depan Jens Raven dan Rafael Struick. Vanenburg menekankan pentingnya transisi cepat dari bertahan ke menyerang, yang terbukti efektif dalam kemenangan besar 8-0 atas Brunei di Piala AFF U-23 edisi sebelumnya. Ia juga fokus pada pengembangan fisik pemain melalui latihan intensif di Bali United Training Center, memastikan tim siap menghadapi tekanan fisik dari lawan seperti Thailand dan Vietnam. Vanenburg kerap memanfaatkan data analitik untuk mengidentifikasi kelemahan lawan, yang menjadi salah satu kunci suksesnya di level klub dan timnas.
Harapan untuk Masa Depan: Pemain Spurs Carter Bryant Fokus Perbaiki Free Throw
PSSI menargetkan Timnas U-23 untuk meraih gelar Piala AFF U-23 2025, yang akan menjadi batu loncatan menuju SEA Games 2025 dan Kualifikasi Piala Asia U-23 2026. Dengan komposisi pemain seperti Marselino Ferdinan, yang kini berlatih di Oxford United, dan talenta muda seperti I Putu Panji Apriawan, Indonesia memiliki potensi untuk bersaing di level Asia. Vanenburg optimistis bahwa dengan persiapan matang dan dukungan suporter, Timnas U-23 dapat menciptakan sejarah baru. Keberhasilan di laga pembuka melawan Brunei di Stadion Manahan, Solo, akan menjadi langkah awal untuk membuktikan ambisi tersebut.
Penutup: Pemain Spurs Carter Bryant Fokus Perbaiki Free Throw
Gerald Vanenburg membawa angin segar bagi Timnas Indonesia U-23 dengan pendekatan taktis dan disiplin yang terbukti efektif. Strategi membangun pertahanan solid, memanfaatkan kecepatan, dan mengoptimalkan duet Raven-Struick menjadikan Indonesia favorit di Piala AFF U-23 2025. Dengan persiapan intensif di Bali dan semangat juang para pemain, Garuda Muda siap mengukir prestasi di kancah Asia Tenggara. Mari kita dukung Timnas U-23 untuk meraih kejayaan dan mengharumkan nama Indonesia!